Sepahit Madu


Teringat



*Beep beep* suara dering pesan masuk dalam hpku berbunyi, karna aku yang memang sudah addict banget sama hp maka pesan tersebut aku lekas buka

"adiiit"

"lagi apa?"


Backsoundnya ya jika mau


beberapa pesan yang aku terima, aku cuma bisa tersenyum dengan kenangan pahit yang aku alami 2 tahun lalu, aku berfikir sejenak, untuk apa dia mengirim pesan kepadaku ? tak lama jariku menari lihai seperti sudah sangat rindu dengan layar hp ini

"iya"

"lagi santai aja kok, kamu apa kabar ?"

basa basi ku mulai dari sini, cukup, jangan mikir yang lain, bawa santai saja seperti apa yang aku jalani selama ini, dalam hati kecil ini aku senang tapi kenangan pahit ini selalu membayangiku

"bisa jemput aku ga ?"

"aku bentar lagi sampai stasiun malang"

sontak jantungku berdebar, senyumku pun tampak dalam wajah ini, ada rasa sakit dan rindu yang bergejolak dalam hati ini, entah kenapa, namun aku berharap semua cepat terjadi

"iya nanti kalau sudah sampai stasiun malang jangan kemana mana tunggu depan stasiun ya"

aku langsung bergegas meninggalkan ruangan yang bisa dikata berantakan karna keseharianku bukan dikamar, tak lama dari pintu kosan aku nyalain motor dan bergegas meninggalkan kediamanku yang memang kesehariannya sepi

tak lama, mungkin sekitar setengah jam aku sudah di stasiun malang, rasa gelisah yang tak tau dari mana tiba tiba muncul, kenangan masalalu yang begitu sulit dilupa bakalan kembali sebentar lagi 

"iya"

"kamu sudah makan?"

"adit ? kamu tertidur ya ?"

saat aku membuka hp ternyanya 3 pesan yang berjarak 10 menit terkirim berurutan, aku tak hiraukan, aku cuma ingin tau tujuan dia kesini dan apa hubungannya dengan ku

rasa percaya diriku mulai aku bangun setelah memakirkan motorku dan menunggu dengan sabar kedatangan mantan, iya dia mantanku, orang yang telah aku sakiti 1 tahun lalu karena keegoisanku

suara kereta berbunyi waktu kereta dari jakarta tiba ke malang, gelisah semakin menjadi jadi padalah sudah aku coba untuk tenang

aku bergegas menuju pintu keluar dan menunggu dia dari lautan orang yang tak aku kenal

wajah manis terpampang di kejauhan mata, mungkin samar tapi aku ingat wajah dan rambut lurus itu, mata kucing yang selalu aku kagumi serta bibir tipis yang menghiasi wajahnya dan tubuh mungil mengingatku betapa jahatnya aku ini

aku balik badan tanda aku tidak mau keliatan gugup dan ngarep didepannya, mencoba tetap tenang namun gelisan makin bergejolak, bibir tebal ini ga kunjung reda dari senyumku 

tepat di depan mataku dia sudah melihat dalam dalam ke dua mataku ini, serasa terhipnotis untuk memandanginya terus menerus, aku tak dapat berkata, dalam hatiku berkata

"bagaimana dia tau aku disini"

"aku tak membalas pesannya tadi"

namun lantunan nada terdengar tak asing di telingaku, begitu lembut dan sulit dijabarkan menghancurkan lamunanku

"gaya pakaianmu itu yang tak dimiliki banyak orang"

"dari ujung timur sana, aku sudah tahu kalau itu kamu, adit"

Tak sempat berkata lenganku pun langsung ditariknya untuk memandunya untung berkeliling disini, andai saja waktu bisa terulang

next episode akan segera dilanjut oleh penulis

One More Time, One More Chance



Comments