The Last of Sepahit Madu

Maaf


kata yang bisa aku ucapkan kala itu, mungkin tak terdengar jelas karna hujan lebih nyaring, udara lebih dingin dan tempat yang lebih gelap

"mau nonton apa?"

kataku sambil membuka laptop untuk memecah suasana keheningan , karna jika berlanjut terlalu lama akan membuatku susah lupa akan hangat peluknya

"magi"

atau you are the apple of my eyes"

pintanya ternadapku sambil mencodongkan badannya kepundakku, dalam hatiku berdegup kencang pertanda ingin mencoba menghanyutkannya sekali lagi

"yaudah pilih geh "

kata ku sambil menoleh kehadapannya , tak lama tangannya menyentuh tanganku yangwaktu itu memegang mouse untuk menuntunku agar mengklik apa yang dia ketik sebelumnya

dalam kamar yang gelap dengan suara yang hanya berisikan suara dari film tersebut kami menontonnya dengan tenang, karna suasana yang makin dingin aku mencoba meraih selimut yang ada dalam kasurku untuk menghangatkanku

karena aku melihatnya sedang kedinginan juga aku menawarkannya untuk untuk saling berbagi selimut

"selimut?"

tanyaku yang langsung disambut hangat dengan senyumnya, selimut yang halus ditambah sentuhan kulitnya yang lembut membuatku lupa diri, kucoba tuk bangkit dari dudukku

mencari sebotol minuman yang telah aku beli sebelumnya, namun yang aku dapat nihil, minumannya habis kita minum saat selesai memakan cemilan ringan sebelumnya

mungkin waktunya untuk break dulu dalam suasanya nyaman ini

"ri aku beli jajan dulu ya?"

kataku sambil menunjukkan kunci motor

"lama ga ?

tanyanya sambil berharap aku cepat pulang

"bentar kok ganyampe 5 menit"

dengan menarik selimut mengenakan jaket aku bergegas meninggalkannya sendirian dikamar sambil berpesan, 

"kunci pintunya dan beri pertanyaan jika ingin masuk, pertanyaannya kata kata kita waktu seusai berjumpa ok?

"siap bos"

sambil mempraktekkan hormat saat upacara bendera
dengan cepat aku bergegas dari kostku dan langsung tancap gas agar yang dirumah tak diganggu oleh penghuni lain 

dalam mini market aku membeli minuman bersoda dan popcorn yang memang cocok untuk nonton film, dengan beberapa susu murni dan roti untuk sarapan 

karna antrian panjang aku telat 5 menit dalam janjiku sebelumnya, macetnya jalan suhat membuatku frustasi dan ingin cepat cepat pulang karna rintik hujan ini mulai membasahi sekujur tubuh

dengan basah kuyub yang tak aku sangka sebelumnya, aku kaget bahwa di daerah perumahanku sedang mengalami pemadaman listrik 

dengan cemas aku beranjak dari motor menyalakan senter dalam hpku dan bergegas menuju tangga karna kamarku bedara di lantai dua

beberapa tikungan dalam rumah itu aku jalani, puluhan anak tangga aku tapaki sampai tiba menuju kamar ku yang berada di pojok ruangan sambil mengetuk pintu

"ri ini aku" kataku

"cepetan masuk" jawabnya sambil terbata bata

"ini masih kekunci" kataku

"passwordnya?" jawabnya sambil menggoda

"adit sayang ria" kataku lirih

dengan suara kunci terbuka dan angin yang berhembus saat terbukanya pintu dia menatapku, sambil memberikan jalan masuk untukku kedalam

"ujan banget ya diluar ?"

"ganti baju geh kasian aku liatnya"

pintanya sambil membantuku membuka jaket yang sudah basah, jajanan yang aku bawa tadi aku letakkan di meja dan aku bergegas ke kamar mandi untuk berganti baju

tak lama setelah itu, aku meraih handuk dan membilas tubuhku, membuka lemari sambil mencari baju bajuku yang memang kebanyakan kedodoran

ditemani banyak botol soda dan makanan ringan lainnya kita meneruskan menonton filmnya namun kali ini dengan posisi yang berbeda, 

aku bersender tembok dengan menoleh ke arah layar dan juga sebagai senderannya duduk , ya aku tak tau setelah bilas tadi suasananya lebih romantis dan berasa harapanku untuk bersamanya terbuka lebar

"bosen nih filmnya udah pernah kita tonton" kata ku

"trus mau apa ?" tanya ria sambil menggodaku

" cus ?"

dengan sepenggal kata yang aku ucapkan tersebut berasa waktu berhenti sesaat, raut muka yang tadinya manis beruban seperti ada sesuatu dibenaknya, aku tak tau, namun setelah belaianku ke rambutnya membuatnya tenang

pelan namun pasti 

kami mulai terhanyut dalam lautan asmara yang telah lama sirna

bibir lembutnya menyentuk bibirku, mungkin hampir 3 menit kami duduk berhadapan dengan posisi masih bersender tembok diiringi posisinya menyender di dadaku sambi menoleh kekanan dan sedikit mendongakkan mukanya

"yuk"

jawabnya dengan senyuman yang telah lama aku rindukan 

karna mati listrik dan ditemani seorang gadis yang paling aku cintai dengan di temani lilin yang menerangi, selimut lembut dan suasana dingin adalah saksi bisu memadukan cinta kami berdua malam ini

sensor

suara alarm penghuni kamar sebelah berdering, membuatku terbangun dalam lelahku, membuka hpku untuk melihat jam brapa sekarang, ya sudah jam 9 pagi

aku yang sebelumnya melihat gadis cantik yang sebelumnya tak menghidupkan hp selama bersamaku tiba tiba menelpon seseorang, aku tak tau jelas namun aku tau jika yang dia hubungi adalah pria

setelah beberapa menit berlalu aku membuka pertanyaan setelah telponnya tertutup

"ri"

"iya apa dit"

"masih adakah kata ria sayang adit ?" tanyaku serius

dengan harapan yang telah terbuka lebar dan setelah malam panjang yang kami lalui sebelumnya , dia menjawab

"kamu mulai amnesia ?"

"itu tak akan terjadi lagi adit"

"maaf" 
--------------------------------------------------------------------------------

ada pesan khusus buat penulis buat ria. coba dengerin lagu ini deh



Comments